Detik.com
Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wali Kota
Bandung, Ridwan Kamil menjadi tokoh potensial untuk memimpin DKI
Jakarta. Dari hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB), Risma dan Kang Emil
punya tingkat keterpilihan (elektabilitas) tinggi yang menjadi saingan
terdekat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Sampai saat ini hanya
ada tiga tokoh yang layak bertarung di Pilgub DKI 2017 yaitu Ahok, Tri
Rismaharani dan Ridwan Kamil," ujar peneliti senior PDB, Agus Herta
Sumarto dalam paparan hasil survei bertajuk "Tiga Pendekar Siap Merebut
Jakarta di Pilgub DKI 2017" di Apartemen Park Royal Jl Gatot Subroto,
Jaksel, Jumat (26/6/2015).
Dalam survei dengan metode wawancara
melalu telepon dengan 422 responden, elektabilitas Ahok mencapai 35,8
persen, Risma (18,5 persen) dan Ridwan Kamil (11,6 persen),
Menurut
Agus, Ahok merupakan sosok yang belum terkalahkan, karena tingkat
popularitas dan akseptabilitasnya paling tingg yakni 99,3 persen dan
77,5 persen dari seluruh responden.
Dari hasil survei tanggal 26
Mei- 1 Juni 2015, dipaparkan pemilih Ahok di antaranya dari kategori
tingkat pendidikan yakni sebanyak 47,7 persen responden memiliki tingkat
pendidikan sarjana dan di atasnya. Sedangkan pemilih Ahok berdasarkan
tingkat ekonomi memiliki penghasilan lebih dari Rp 3 juta sebanyak 58,3
responden.
Ahok juga dipilih responden yang kebanyakan swing voters alias belum punya pilihan parpol yakni 41,1 persen.
"Dulu
(Pilgub 2012), Jokowi dan Ahok tidak populer, tetapi kelas menengah
sangat bombastis di media sosial seperti twitter sehingga akhirnya
pelan-pelan dia menyodok menjadi nomor 1. Peran serta kelas menaengah
sangat berpengaruh. Ahok tidak boleh dianggap remeh karena Jakarta punya
karakter berbeda," kata Agus.
Pengamat politik Alfan Alfian
menyebut
kepopuleran dan elektabilitas Ahok yang tinggi disebabkan karena
sejumlah faktor yakni sosok yang unkonvensional dalam bekerja dan
pemberitaan media massa. "Ketiga kalangan rasional bisa melihat Ahok
sebagai pemimpin yang bisa memimpin," tutur Alfian.
Memang
kontestasi Pilgub 2017 masih cukup jauh namun menurut Alfian dua sosok
yakni Kang Emil dan Risma memang harus diperhitungkan.
"Ridwan
Kamil dan Tri Rismaharini dianggap tokoh populer dan layak bertanding
dengan Ahok itu bisa dipahami karena punya reputasi dan posisinya
sebagai kepala daerah yang banyak disorot media," sambungnya.
Dari
gaya kerjanya, Kang Emil dan Risma punya cara unkonvensional dengan
gebrakan-gebrakan di kotanya. "Peluang mengejar popularitas Ahok dari
kepemimpinan unkonvensional," sebutnya.
Menjadi Gubernur Jakarta,
lanjut Alfian, membutuhkan 'keistimewaan'. Gaya kerja lama seperti
birokrat pada umumnya yang berbelit-belit dianggap sudah tidak cocok
untuk membenahi Ibu Kota dengan segudang permasalahannya.
"Ahok
setiap saat mencoba menunjukkan sebagai pemimpin yang bisa memimpin
dengan isu-isu yang populer. Isu-isuu antikorupsi, pendisiplinan
birokrasi, pembenahan SDM juga perlawanan terhadap kepalsuan-kepalsian
birokrasi sehingga orang-orang rasional bisa melihat dia memang
bekerja," imbuhnya.
"Yang jadi kelemahan Ahok adalah
ke-spontanitasan Ahok yang kadang-kadang di luar kelaziman sopan santun
bertutur kata. Ini titik lemah Ahok," sebut Alfian.
Titik lemah ini yang bisa dimanfaatkan para pesaing Ahok dalam Pilgub 2017.
Berikut hasil survei terkait elektabilitas tokoh, yang nama-namanya disodorkan kepada responden:
-Ahok 35,8 persen
-Risma 18,5 persen
-Ridwan Kamil 11,1 persen
-Tantowi Yahya 3,8 persen
-Fauzi Bowo 2,6 persen
- Rieke Dyah Pitaloka 1,9 persen
-Ganjar Pranowo 1,9 persen
-Anis Matta 1,9 persen
-Djarot Saiful Hidayat 0,7 persen
-Bima Aria 0,7 persen
-Abraham Lunggana (Lulung) 0,7 persen
-Sandiaga S. Uno 0,5 persen
-Najwa Shihab 0,2 persen dan ada 19,7 persen responden yang tidak tahu/tidak menjawab.
Survei
PDB dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon tanggal 26 Mei- 1
Juni 2015. Respondenya dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku
telepon yang diterbitkan Telkom.
Jumlah sampelnya sebanyak 442 orang dengan margin of error sekitar 4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(fdn/jor)